SEORANG PENYEMBAH API MENDAPAT RIDHO ILAHI


Syaikh Al-Imam Abdullah bin Mubarok bercerita: Suatu tahun aku pergi haji. Pada suatu malam aku tertidur di hijir Ismail. aku mimpi bertemu Nabi Muhammad. Beliau Nabi bersabda: ”Jika kamu selesai Haji dan pulang ke Baghdad, masuklah ke kampung ini. Carilah orang majusi yang bernama Bahrom. Jika sudah bertemu sampaikan salamku kepadanya. Dan katakan bahwa Allah Ridho kepadanya.

Kemudian aku (Abdullah bin Mubarok) terbangun dan membaca: ”Lahaula walakuwata illabillahil aliyil adzim, mungkin mimpi ini dari setan. Orang majusi kok mendapatkan salam dari Nabi batinku. Lalu aku wudhu kemudian salat dan thowaf. Tiba-tiba aku merasa sangat ngantuk lalu tertidur lagi. Dalam tidur aku kembali bermimpi seperti tadi. Kemudian Aku terbangun dan melakukan hal seperti sebelumnya, dan mipi itu terjadi sampai tiga kali aku baru yaqin bahwa mimpi ini bukan dating dari syetan.

Setelah ibadah hajiku selesai, aku pulang ke Baghdad kemudian mencari orang yang bernama bahrom di kampung yang disebutkan Nabi dalam mimpi. Setelah bertemu Bahrom, ternyata ia adalah benar-benar orang majusi dan sudah tua umurnya.

Lalu aku (Abdullah bin Mubarok) bertanya: ”Apa kamu yang bernama bahrom?”

Bahrom menjawab: ”Iya”.

Abdullah bin Mubarok bertanya: ”Apakah kamu mempunyai amal baik kepada Allah?”

Bahrom menjawab: ”Ya, punya. Aku meminjamkan uang kepada orang-orang dengan bunga pembayaran (rentenir) dan bagiku ini adalah suatu kebaikan.

Abdullah bin Mubarok: ”He, itu haram, karena yang seperti itu dinamakan riba. Apa ada amal lain lagi?”

Bahrom: ”Ya, ada. Aku punya empat anak perempuan dan empat anak laki-laki. Kerena aku tidak ingin mereka jadi istri orang lain, maka aku jodohkan sang kakak dengan adiknya.

Abdullah bin Mubarok: ”He, yang seperti itu juga haram dilarang oleh Alloh. Apa ada amal yang lain lagi?”

Bahrom: ”Ya, ada. Yaitu ketika aku menikahkan anak-anakku, walimahnya aku lakukan dengan tata cara majusi.aku undang pesta orang orang majusi”

Abdullah bin Mubarok: ”Yang seperti itu juga haram. Apa masih ada lagi amal yang baik?”

Bahrom: ”Ya, ada. Aku punya anak perempuan yang cantik. Karena tidak ada pemuda yang aku anggap sepadan/pantas dengan anakku, maka anakku aku nikahi sendiri. Bahkan, ketika walimahnya aku buat pesta besar-besaran sampai aku undang orang majusi lebih dari 1000 orang untuk merayakan pernikahanku dengan anakku.

Abdullah bin Mubarok: ”He, yang seperti itu juga haram. Apa ada lagi?”

Bahrom: ”Ya, masih ada lagi. Yaitu pada malam pertama akan senggama dengan anakku, tiba-tiba ada seorang muslimah dari golongan agamamu (islam) , masuk ke dalam rumah untuk menyalakan lentera. Tapi anehnya ketika sudah keluar dari rumahku, lentera tersebut dimatikan, lalu masuk lagi menyalakan lentera lagi. Kalau sudah keluar dari rumahku, lentera tersebut dimatikan lagi. Itu sampai tiga kali. Kemudian aku (Bahrom) curiga bahwa dia adalah maling. Lalu perempuan tersebut kuikuti di belakangnya. Tiba-tiba dia masuk kerumahnya yang di dalamnya ada tiga anak yang masih kecil-kecil semua.

Saat perempuan masuk rumahnya, anak-anak tersebut berkata: ”Bu.., engkau mendapat apa? Saya sudah tidak kuat lapar, sudah tidak betah”.
Air mata perempuan tersebut mengalir dan perempuan itu berkata: ”Anakku, aku malu dengan Tuhanku untuk minta sesuatu kepada selainNya. Apalagi untuk meminta kepada musuh Allah yaitu Bahrom yang beragama majusi, aku akan lebih malu. Sabarlah dulu nak".

Setelah aku mendengar ucapan perempuan itu kemudian aku pulang kerumahku. Lalu aku mengambil wadah, kemudian aku penuhi bermacam-macam makanan, lalu ku antarkan sendiri ke rumahnya terang Bahrom.

Abdullah bin Mubarok : Ini adalah suatu kebaikan yang amat mulia. Aku akan memberi berita baik kepadamu. Ketika aku melaksanakan ibadah haji, aku bermimpi bertemu Rosulullah SAW. Beliau menitipkan salam dan berkata bahwa Allah sangat ridlo kepadamu.

Setelah Bahrom Al-Majusi mendengarnya ia berikrar “Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammdan abduhu wa rosuluh”. Seketika itu ia terjatuh dan meninggal dunia, dan aku tidak meninggalkannya sampai aku memandikan, mengkafani dan mensholatinya.

Abdullah bin Mubarok berkata “Wahai hamba-hamba Allah, berbuat dermawanlah kepada makhluk Allah Ta’ala, karena sesungguhnya perbuatan itu bisa mengubah musuh pada derajat kekasih. Bagi Allah kerajaan bumi dan langit, semoga Allah mengampuni kita atas hak nama-nama-Nya yang agung dan atas menghormati para nabi”

Kisah ini bisa dibaca Kitab:

1.Durrotun Nashihin karangan Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khoubawi, Hal. 72-73.

2. Kitab Qomi' At-Tughyan (قامع التغيان)

3.Kitab Ushfuriyyah

The Author

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Morbi eu sem ultrices, porttitor mi eu, euismod ante. Maecenas vitae velit dignissim velit rutrum gravida sit amet eget risus. Donec sit amet mollis nisi, nec commodo est.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar