Meracik Obat Hati


Hikmah bertebaran di mana-mana. Pelajaran bisa kita dapatkan melalui berbagai media dan peristiwa. Salah satunya lewat lirik lagu yang dinyanyikan dengan apik oleh Opick berikut ini:

Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama, baca Quran dan maknanya
Yang kedua, salat malam dirikanlah
Yang ketiga, berkumpullah dengan orang saleh
Yang keempat, perbanyaklah berpuasa
Yang kelima, zikir malam perpanjanglah
Salah satunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi


Cuplikan lagu berjudul “Tombo Ati” (obat hati) di atas, kabarnya berasal dari lagu berbahasa Jawa yang digubah oleh Sunan Bonang (1465-1525), salah seorang Wali Songo. Lagu yang masih diajarkan di pesantren-pesantren ini, kemudian dipopulerkan kembali di kalangan masyarakat luas, di antaranya oleh Emha Ainun Najib bersama Kyai Kanjeng, dan Opick.
Para Wali Songo memang terkenal dengan kepiawaiannya menggunakan berbagai cara dan sarana dalam berdakwah. Salah satunya melalui kesenian. Sehingga, contohnya seperti lagu di atas, dakwah mereka lebih mudah diterima oleh masyarakat. Pesan-pesan yang ingin disampaikan pun menjadi lebih mudah dicerna, untuk kemudian menjadi satu dalam kebiasaan dan keseharian mereka.
Hati manusia mudah berubah-ubah. Kadang teguh beriman, kadang bisa menurun keimanannya. Ia juga bisa terkotori oleh berbagai penyakit hati, yang menjauhkan diri dari Allah swt., mengaburkan nurani, dan menciptakan kesuraman dalam hidup ini. Sementara, keadaan hati menentukan keadaan seluruh tubuh. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.,“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka seluruh tubuh akan baik, dan apabila rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim). Itu sebabnya, hati memerlukan “obat”. Lima di antaranya disebutkan dalam lirik lagu tersebut.
Al-Qur’an merupakan pedoman kehidupan kita. Membacanya menjadi penyejuk hati serta ladang pahala, sedang memahami maknanya dan mengamalkan ajarannya dapat membawa kita pada keselamatan dan ketenteraman.
Malam hari, saat sebagian besar manusia sudah terlelap, kekhusyukan ibadah dapat lebih mudah didapat. Allah lebih terasa dekat saat melakukan salat dan mengingat-Nya dalam keheningan. Tanpa banyak gangguan, atau terhalang perasaan sungkan, kita dapat menumpahkan segala pengaduan juga permohonan, mengingat kebesaran, memuji nama-Nya dalam zikir yang berasal dari hati.
Lalu puasa, di mana kita mengendalikan hawa nafsu, menahan diri dari kenikmatan jasmani dan perbuatan buruk. Mengosongkan perut sekaligus membersihkan hati. Membiasakan diri agar lebih kuat mempertahankan ketaatan.
Tak kalah penting dari semuanya adalah berkumpul dengan orang saleh. Karena, sedikit atau banyak, perilaku kita dipengaruhi oleh dengan siapa kita paling banyak bergaul. Kebiasaan orang-orang saleh, ketaatan dan kedekatan mereka dengan Allah swt. diharapkan dapat turut terpercik dalam keseharian kita, membuka hati untuk menjauhi kegalauan dan mendekati pencerahan serta ketenangan.
Sambil menikmati lagunya, kita dapat meresapi pesannya. Semoga, kita kemudian juga dapat mencoba melakukan salah satu bahkan seluruhnya, sehingga benar-benar menjadi obat bagi hati kita, memberi kekuatan untuk menjalani hidup dengan kebahagiaan dan ketakwaan. [aca]

sumber : alifmagz.com

The Author

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Morbi eu sem ultrices, porttitor mi eu, euismod ante. Maecenas vitae velit dignissim velit rutrum gravida sit amet eget risus. Donec sit amet mollis nisi, nec commodo est.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar